ilustrasi by http://sd14penarik.wordpress.com/ |
“Mencintai
anak didik kita, bukan sekedar bisa menghantarkan mereka kepada SORGA
kelak,
Melainkan
juga mampu memberikan nuansa surgawi saat mereka berada di dunia..”
Mengenal Resonance Treatment
(Re-Tre)
Bunda
, Ayah dan seluruh sahabat guru…,
Tahukah
kita , pada saat kita berpikir, merenung ,berdoa atau apa pun juga aktivitas
ruhaniyah yang kita lakukan (memberdayakan suara hati/nurani), ternyata di
dalam otak kita sedang berlangsung suatu proses psikodinamika , yang
akan menghasilkan gelombang elektromagnetik , ditengarahi dalam banyak
penelitian di bidang Neuro-Science, gelombang tersebut bisa terpancar keluar,
dan bahkan bisa menimbulkan resonansi pada orang lain.
Pernah
mendengar kalimat pujian di masjid-masjid tentang tombo ati yang kemudian
dipopulerkan oleh “kang” OPICK, salah satu kalimat yang muncul adalah “
KUMPULONO WONG KANG SHOLEH” atau kalau diterjemahkan secara tekstual
bermakana “Berkumpullah dengan orang-orang sholeh”.
Ketika
kami mendalami ilmu neuroscience, hyno, Nlp dll, baik dari sahabat yang lebih
dulu menekuni maupun saat berdiskusi dengan orang2 yang menjadi sumber rujukan
nasional dalam bidang tersebut diantaranya, pak Afan Wahyudin (IBH dan
IHC) dan pak Asep Haerul Gani disertai dengan membaca dan merenungkan puluhan
buku yang berbicara tentang ilmu tersebut, yang kemudian kami kombinasikan
dengan basic ilmu ESQ yang seakan telah mendarah daging dalam diri kami selama
ini ,maka atas ijin Allah SWT bertemulah kami dengan sebuah pemahaman
tentang kekuatan resonansi yang diciptakan oleh lingkungan/keadaan terhadap
diri kita atau sebaliknya.
Seakan
bermuara pada hadits Rasulullah SAW :
“
Jika engkau berbaur dengan penjual minyak wangi…engkau akan dapatkan bau wanginya,
maka demikian pulalah ketika engkau berbaur dengan seorang panadai besi, engkau
akan dapatkan panas tanurnya”
Atau
dalam hadis yang lain beliau menyampaikan
“Berbicaralah
dengan bahasa kaummu”
Hadis
di atas menyiratkan apa yang dalam ilmu fisika disebut dengan konsep resonansi
. Dalam sudut pandang fisika, resonansi dimakanai dengan bergetarnya suatu
benda akibat bergetarnya benda lain yang memiliki kesamaan frekuensi.
Artinya : ada dua hal yang harus kita perhatikan dalam bahasan ini :
Resonansi
akan terjadi didahului oleh adanya sumber getaran/ pencipta gelombang
Benda
yang akan mengalami resonanasi haruslah memiliki frekuensi yang sama/ dia harus
menyamakan frekuensi untuk bisa teresonansikan oleh sumber getaran.
Sebagaimana
yang kita fahami , bahwa setiap manusia telah dianugerahi potensi yang
bersifat fitrah oleh Allah SWT, dan fitrah ini identik dengan :
Kesucian
Kemulyaan
Keindahan
Kebahagiaan
Dll
Artinya
ketika getaran nurani ini kembali diaktifkan, maka seluruh organ tubuh manusia
baik fisik ataupun mental-emosional bisa dikondisikan untuk mengalami
getaran yang sama dengan nurani/suara hati, sehingga muncullah efek
nyaman/tenang atau bahkan kita menyebutnya dengan kebahagiaan (karena pada
hakekatnya saat itu kita sedang menyamakan frekeunsi / meresonansikan diri kita
dengan sifat sifat Dzat yang menjadi sumber kebahagiaan)
Seseorang
yang merasakan kegelisahan, kegalauan, kesedihan tak berujung pangkal dll,
menurut kami secara pribadi berdasarkan asumsi-asumsi di atas, disebabkan
karena secara mental dan fisik tidak lagi mengalami keselarasan dengan
fitrahnya sebagai hamba Tuhan.
Maka
untuk bisa menghilangkan semua keadaan yang membuat mereka tidak nyaman, mereka
harus masuk pada area yang bisa diakses oleh sumber getaran fitrah yang
kemudian akan meresonansikan kebaikan/kesucian atasnya.
Berkumpul
/ mendekat dengan sumber getaran kebaikan (orang-orang Shaleh, ahli al qur-an,
ahli tahajud, ahli sedekah , termasuk motivator kebaikan, orang2 yang memiliki
energy menuju kebaikan yang sama, sebagaimana yang kita lakukan saat ini),
semua jalan itu akan memudahkan kita untuk mencapai keselarasan
emosional-spiritual tersebut.
RESONANCE
TREATMENT (Re-Tre)
memang
murni “hasil galian kami” atas pengalaman riil yang terasa saat masuk dalam
komunitas kebaikan yang kami analisis bersandar kepada basic keilmuan dan
pengembangan yang telah kami mulai sejak BERKECIMPUNG DI SUNIA MOTIVASI (sekitar
bulan mei 2005), nama Re-Tre sendiri merupakan hasil pemikiran yang
mengkolaborasikan dua jenis kecerdasan yang pada akhirnya justru menjadi basic
kesuksesan yang jauh lebih kuat dibanding kemampuan intelektual, orang
lebih mengenalnya secara masyhur dengan nama EQ (Emotional Quotient) dan
SQ (Spiritual Quotient). Dengan kata lain, meresonansikan kekuatan dalam area
emosional dan spiritual (yang kesemuanya ada dalam bahasan neuroscience)
bisa digunakan sebagai konsep therapy universal dalam kehidupan kita.
Belum
sempurna memang, karena terbatasnya kemampuan dan keilmuan kami, sehingga
membutuhkan banyak masukan dan diskusi tanpa henti untuk membuatnya
semakin tepat guna dan berkah, Meski demikian karena secara experimental
berkali-kali kami telah merasakan manfaatnya, sehingga ada sebuah azam untuk
membagi ilmu ini kepada siapa saja yang tertarik untuk mendalami dan
mengembangkannya.
Adapun
secara sederhana tahapan Re-Tre bisa digambarkan sebagai
berikut :
Klasifikasi
masalah yang kita hadapi/ masalah orang lain yang akan kita selesaikan
Klasifikasi
komunitas/individu yang memiliki frekuensi sama dengan akibat yang anda
inginkan
Leburkan
diri kita dalam komunitas tersebut, dengan menciptakan (jika posisi kita
sebagai subyek kebaikan) /terpengaruhi (jika possisi kita sebagai obyek
kebaikan) tanpa menentang kondisi yang akan membawa kita pada kesamaan
frekuensi (dalam pelatihan kami biasa kami sebut dengan Back to Zero/proses
meng-nol-kan diri kita, untuk kembali pada posisi fitrah sebagai hamba Allah;
kalau ditanya kenapa harus kembali ke titik zero/nurani…karena muara semua
kebaikan pasti ada di titik ini), bisa melalui diskusi dengan prinsip aliran
air, mendengar kalimat2 mulia dari ayat suci atau al hadis dengan memposisikan
diri sebagai seorang hamba, menselaraskan raga dengan Nurani dengan cara
menurunkan frekuensi gelombang otak dll (missal dari betha menuju alfha)/
menurunkan focus dari keluar menjadi ke dalam.
Nikmati
saat terjadinya resonansi energy kebaikan dari sumber getaran kebaikan
tersebut, (Biasanya di tandai dengan perasaan nyaman dan tidak lagi muncul
kekhawatiran saat berhadapan dengan masalah )insyaAllah kita akan masuk dalam
area SOLUSI atas masalah kita.
Dan
yang harus kita ingat, bahwa sumber Energi kebaikan yang paling utama
adalah Allah, Rasul-NYa, para ‘Alim dan orang 2 yang memiliki kompetensi ilmu
dan hati dalam masalah yang kita hadapi
Re-Tre,
sebuah methode untuk menumbuhkan minat baca
Terapi
Resonansi ini bisa kita aplikasikan dalam banyak variable masalah keseharian
yang dihadapi oleh anak didik kita, diantaranya adalah menumbuhkan semanagt
baca yang tinggi disertai dengan keinginan untuk memahami bacaan yang
dikonsumsi.
Orang
bijak mengatakan, kualitas hidup kita tergantung pada 2 hal. Dengan siapa kita
bergaul dan bacaan apa yang paling banyak kita konsumsi. Sayangnya,
kebanyakan pelajar masih kurang sekali minatnya untuk membaca
buku. Seperti yang ada di dunia pendidikan sekitar kita.
Padahal membaca akan memberikan banyak sekali
keuntungan kepada mereka. Ada beberapa
penelitian yang membuktikan bahwamembaca akan meningkatkan
kreatifitas. Membaca juga
mampu memperbaiki wawasan dan cara pandang lebih baik untuk kemudian memiliki
kualitas kehidupan yang lebih baik pula. Yang pasti tidak akan pernah ada
ruginya membaca buku, kecuali kalau buku yang
dibaca memang buku negatif. Tapi disini kita
membahas buku-buku positif yang akan membuat hidup kita menjadi
positif
pula.
Serperti
apakah penerapan konsep Re-Tre untuk bisa menghantarkan seorang siswa/pelajar/
bahkan siapapun agar memiliki keinginan membaca yang lebih baik.
Telah
kami sampaikan dalam bahasan sebelumnya, ada bebrapa langkah Re-Tre yang harus
dilakukan untuk sampai pada hasil yang optimal.
Diantaranya
adalah :
Klasifikasi
masalah; Jika focus kita adalah siswa, maka kita harus melihat bahan bacaan
dari sudut pandang mereka (Resonansi posisi),kesengan mereka (Resonansi
minat), minat dan bakat mereka (Resonansi Potensi),sampai
pada keadaan sekitar mereka saat mengkonsumsi bacaan (Resonansi
lingkungan) dan puncaknya adalah memakanai membaca sebagai sebuah
aktifitas ibadah yang berbuah pahala (resonansi spiritual) .
Secara umum siswa yang terkategori tidak suka membaca, akan sulit untuk
termotivasi semangat membcanya jika kita hadapkan dengan buku buku tebal ,
tidak sesuai minat, membaca di tempat yang tidak nyaman (melihat saja mungkin
sudah neg…), sehingga langkah-langkah berikut insyaAllah akan sangat membantu;
1. Mulailah dengan membaca buku-buku
yang kecil/ringan. Jika kita ingin meng-upgrade
kesukaan membaca seseorang tentu jangan langsung membaca buku dengan tebal halaman 500 misalnya. Mungkin memang
anda semangat diawal
karena judulnya, atau provokasi dari teman yang telah membaca buku ersebut, akan tetapi jika belum terbiasa bisa
kehilangan kesabaran untuk sampai pada akhir cerita…dan cenderung menghentikan
bacaan sebelum selesai.
2. Mulailah dengan membaca buku-buku
yang paling disukai topiknya. Kalau kita tidak suka masak, kemudian diminta membaca buku resep
masakan, apakah
akan memunculkan semangat untuk membacanya? Tentu tidak! Sebaliknya kalau kita suka berkebun, anda pasti
semangat baca buku-buku tentang berkebun.
3. Selesaikan satu buku dulu. Banyak orang
yang beli 4-5 buku sekaligus, kemudian tidak pernah selesai membacanya. Karena
mereka tidak fokus. Alih-alih begitu, lebih baik kita selesaikan 1 buku saja dulu. ( Dalam konsep kompensasi,
jika kita belum menyelesaikan suatu aktifitas dan kemudian dipaksakan memasuki
aktifitas yang lain, maka tentu otak akan mengkompensasi untuk tidak optimal
melakukan sesuatu yang baru tersebut/ karena sebagian potensi otak masih
tersandra dengan masalah yang belum terselesaikan)
4. Menentukan waktu, tempat dan suasana yang
NYAMAN. Buatlah kegiatan membaca buku bagi
siswa menjadi menyenangkan (maka menjadi penting men design
ruang perpustakaan senyaman mungkin) . Baik
dari sisi pilihan waktu mereka (saat senggang), tempat membaca, ataupun
lingkungan yang ada disekitar, Dengan begini siswa akan lebih mudah dan suka membaca buku.
5. Mengetahui
cara membaca mereka. Ada siswa yang senang
membaca dalam hati, ada yang senang sambil bersuara, ada pula yang senang
sambil menggerak
gerakkan sesuatu, ini akan sangat membantu kita memetakan kemampuan mereka
menyerap informasi.
6. Haruslah
dimunculkan kompetisi – kompetisi yang meharuskan siswa untuk
berinteraksi dengan buku, jika kompetisi yang sehat seperti ini
dibiasakan, maka dia akan menjadi virus positif yang secara tidak kita sadarai
akan memunculkan habit (kebiasaan) baru di pikiran bawah sadar siswa bahwa
membaca buku adalah budaya lingkungannya, sehingga di justru akan merasa asing
jika tidak akrab dengan buku-buku bacaan.
7.
Tanamkan bahwa membaca bukan hanya jendela ilmu sekaligus jendela dunia,
melainkan membaca adalah jendela surga kita, bagaimana tidak…?
Bukankah ayat yang pertama kali disampaikan oleh Allah SWT diawali dengan kata
IQRA’ yang berma’na BACALAH…!, apa maknanya??, tentu makna sesungguhnya
hanyalah Allah yang maha mengetahui, akan tetapi minimal sebagaian hikmatut
tasyri’nya bisa kita tangkap, bahwa Allah berkehendak agar kita bisa menangkap
bukan hanya pesan pesan Qauliyah-Nya melainkan juga pesan-pesan Kauniyah (QS
Ali Imran 190-191). Maka mengajak siswa untuk berinteraksi dengan ayat-ayat
kauniyah yang kemudian diimbangi dengan rujukan litaeratur yang menyertai akan menjadikan
mereka tidak lagi sekedar membaca…tetapi lebih dari itu, proses membacanya akan
mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
8.
Jadikan Diri Kita sebagai tauladan dalam setiap perintah kita,
semakin sering dan terbiasa peserta didik melihat kebiasaan baik pada
lingkungan sekitar, akan semakin mudah mereka menduplikasikannya dalam diri
mereka.
Kiranya
dengan beberapa tips di atas kita bisa memberikan inspirasi positif kepada
peserta didik dan bahkan diri kita untuk senantiasa menjadikan budaya membca ini
sebagai bagian dari nilai-nilai positif yang berkembang dalam kehidupan
masyarakat kita.
Salam
“Share spiritual experience”
Muhammad Hatta
Trainer Q Sukses manajeman, Trainer Utama SBC, Penasehat rumah
motivasi & Navigator Re-Tre
Untuk diskusi onair dengan kami bisa dilakukan setiap Rabu ,
pukul. 09.00 – 10.00 di 90,4 Jayabaya FM.
Post a Comment