Pahlawan Hanya Sebuah Nama Sebuah Cerita

   Seorang ibu-ibu anggap saja namanya Iyem yang baru pulang kampung sehabis kerja selama satu tahun di Malaysia bercerita kepada tetangganya bahwa kerja menjadi TKI itu uenak, gajinya gede. Pokonya jeng -jeng semua bisa bawa pulang uang banyak, bisa beli rumah baru dan perhiasan yang banyak, " terang iyem sambil pamer kalung emasnya". Kalau memang bener gitu bu iyem saya mau dong biar banyak duit kayak jeng," jawab tetangganya dengan gembira".

     Itulah gambaran masyarakat kita yang sangat antusias menjadi TKI. Dengan menjadi TKI mereka berharap mampu mengangkat kebutuhan ekonomi keluarga. Harapan mereka yang sangat tinggi bahwa kerja menjadi TKI adalah salah satu pilihan yang tepat untuk mencari pekerjaan tetapi mereka tak sadar kalau dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan juga oknum negara berperan di dalamnya.
TKI yang disebut-sebut sebagai pahlawan devisa karena menyumbang devisa negara triliyunan per tahun dan tak hanya itu TKI adalah pahlawan bagi kelurganya yang berjuang mengangkat ekonomi keluarganya. gelar pahlawan memang pantas bagi seorang TKI karena mereka membantu negara dengan  iklas dibantai,di setrika,dipancung dan diperkosa oleh majikannya.Dengan bangganya petinggi pemerintahan Indonesia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terus tumbuh menjadi 6,5 % tertinggi ke dua setelah China.Itu karena Indonesia negara yang kaya akan jumlah TKInya dan TKI  adalah mesin ekonomi yang bergelar pahlawan devisa.

     Karena pahlawan bekerja dengan keiklasan acapkali dimanfaatkan oleh oknum- oknum negara yang tidak bertanggung - jawab. Mereka para petinggi pemerintah hanya omong besar di media masa untuk membela rakyatnya di luar negeri yang mendapatkan ketidak adilan.

   Sebelumnya enam hari yang lalu kita dikejukatkan dengan berita iklan di Malaysia yang bertitlekan "TKI maids on Sale ". Bahkan Pahlawan devisa ini dijual murah dan berdiskon, suatu pelecehan yang besar kepada pahlawan kita ini. Bagaimana sikap negara kita terhadap tetangga kita Malaysia? Anda sendiri sudah pasti tahu.

Apakah benar pernyataan bahwa menjadi pahlawan tak akan membuat kaya di negara ini?

Bagaimana sikap negara terhadap rumah sejarah peninggalan WR Supratman ( pencipta lagu Indonesia raya)?. Yang akan dijual untuk di jadikan mini market karena keturunan WR Supratman sedang terlilit utang.
Sampai kini tidak jelas beritanya.

   Tidak hanya itu saja nasib para veteran yang berjumlah lebih kurang 32.000 dan PNS veteran yang turut berandil besar dalam negeri ini yang bertempur bermodalkan keberanian dan bertaruh nyawa hanya pasrah dan iklas kalau keiklasan mereka hanya ditunggangi dengan gelar piagam yang lusuh dan baju PNS yang terpampang lambang LVRI.
Seorang penulis Asvi Warman,sejarah LIPI mengatakan bahwa Tahun 2006, Para veteran itu mencurahkan isi hati mereka dalam sebuah surat ke Istana Merdeka. Karena, sejak 1994, satu potong tubuh pahlawan yang cacat dalam perang kemerdekaan hanya dihargai Rp 22.000 per bulan. Sekali lagi, mereka memohon perhatian yang lebih layak.
 Mereka adalah Pahlawan -pahlawan kita, orang yang kita banggakan yang membantu menegakkan dan menghidupakan negara ini. Sangatlah wajar kalau mereka harus mendapatkan perhatian lebih dan penghargaan seumur hidup. Miris sekali bila melihat gaji DPR yang tinggi dibandingkan dengann tangan mereka yang hanya di hargai Rp.22.000,- belum lagi koruptor di negeri ini masih berleha-leha seperti tak mempan dengan hunus pedang KPK.

Di hari Pahlawan besok 10 Nopember 2012 apa yang akan diperbuat oleh pemerintah untuk rakyatnya?
Semoga tidak hanya Upacara bendera yang dipertontonkan atau memutar ulang video perjuangan arek-arek Suroboyo tapi setidaknya ada secercah pengharapan untuk mengapresiasi jasa-jasa mereka.
Mereka pahlawan kami maka jangan terlantarkan mereka


(Wahyudi,Mahasiswa STKIP Pasuruan)